Tanggal : 28 April 2019

Pembicara :Bpk. Gembala

Ayat Pokok : Yoh 2:3-11

(Kel 12:1-6) Domba disiapkan di hari ke sepuluh saat manusia jatuh ke dalam dosa, untuk kemudian dikorbankan pada petang hari ke empat belas sebagai penebus dosa.

Sebelum jatuh ke dalam dosa, manusia hidup tanpa dosa, tanpa umur dan tanpa maut. Manusia jatuh ke dalam dosa karena Hawa terperdaya tipu muslihat iblis (Kej 3:6). Tipu muslihat iblis terus ada hingga zaman gereja saat ini (1 Yoh 2:15-16) Tipu muslihat iblis tidak pernah berubah, namun selalu up to date dan mengarah kepada :

  1. Keinginan mata : Hawa melihat buah itu
  2. Keinginan daging : Buah terlihat sedap dan baik dimakan :
  3. Keinginan hidup : Buah itu menarik hati :

Muzizat pertama dalam pelayanan Tuhan Yesus adalah mujizat saat pernikahan di Kana (Yoh 2:3-11). Pesta pernikahan di zaman itu diselenggarakan selama tujuh hari, dan peristiwa ini terjadi di hari yang ketiga. Pemimpin pesta tidak mengetahui bahwa mereka mulai kehabisan anggur.

Dalam kehidupan rumah tangga kita, orang lain tidak mengetahui masalah yang terjadi di dalam rumah tangga. Anggur melambangkan sukacita, damai sejahtera, kemanisan dan keharmonisan rumah tangga. Ketika rumah tangga kita kekurangan anggur, orang lain tidak akan mengetahuinya. Kekurangan anggur terjadi karena kita tidak mengantisipasi selalu memastikan bejana hati kita dan anggota keluarga kita selalu penuh dengan Firman Tuhan.

Tuhan adalah Allah orang hidup dan bukan Allah orang mati. Karena itu kita harus menjaga jangan sampai ada anggota keluarga kita yang mati rohani.

Saat pernikahan di Kana, mujizat tidak akan terjadi bila para pelayan tidak mengikuti peintah Yesus. Mujizat dan anugerah Allah baru dapat kita nikmati bila kita taat kepada perintahNya

(Efesus 5:22-23,26,32 Efesus 6:1-3) Kehidupan keluarga akan terus berjalan apabila bejana hidup masing-masing anggota keluarga penuh dengan Air dan Firman. Kepala keluarga mengasihi istri dan anak-anak dengan kasih Agape. Keluarga juga melambangkan hubungan Kristus dengan Jemaat. Melalui kasih Agape yang dialirkan oleh seorang Imam, jemaat akan mengalami kesatuan. Ini harus terus dipertahankan hingga pernikahan anak domba yaitu saat gereja sempurna.

Keluarga Naomi dan Ayub di perjanjian lama awalnya terlihat tidak memiliki masalah secara jasmani. Namun secara rohani, bejana anggota keluarga Naomi dan Ayub tidak terisi penuh dengan Air dan Firman sehingga terjadi masalah di kemudian hari. Rut menjadi saksi bagaimana keluarga Naomi baik secara jasmani, namun secara rohani berjalan masing-masing.

Keluarga di akhir zaman harus selalu dimandikan oleh Air dan Firman agar tidak bercacat dan bercela. Allah menyediakan kesempurnaan kembali seperti saat manusia belum jatuh ke dalam dosa, namun disertai kemuliaan agar kita layak menjadi mempelai Kristus.

Amin, Tuhan Yesus memberkati.