Tanggal : 14 Juli 2019
Pembicara : Pdt. Bondan Abraham
Ayat Pokok : Kel 17:1-7, Bil 20:1-13

Kel 17:1-7 dan Bil 20:1-13 adalah dua peristiwa yang berbeda, namun memiliki kemiripan. Kedua peristiwa tersebut terjadi di tempat yang berbeda dan di waktu yang berbeda. Namun keduanya terjadi saat bangsa Israel keluar dari Mesir dan berada di padang gurun. Keduanya sama-sama berlatar-belakang bangsa Israel yang bersungut-sungut kepada Allah karena kehausan.

Peristiwa kedua terjadi seolah-olah Musa dan bangsa Israel belum pernah mengalami peristiwa pertama. Di masa kini, banyak anak-anak Tuhan yang datang beribadah namun tidak fokus, sehingga firman yang disampaikan tidak jatuh ke tanah hati yang baik dan tidak bertahan lama.

Di peristiwa kedua, Musa bersikap :
• Menghakimi bangsa Israel lebih dari Allah
• Mengambil alih fungsi Allah
• Tidak mentaati perintah Allah dengan tepat sehingga Musa harus menerima hukuman Allah

Kedua peristiwa tersebut memiliki solusi yang berbeda. Saat peristiwa pertama, Allah memerintahkan Musa memukul bukit batu untuk mengeluarkan air. Di peristiwa kedua, Allah memerintahkan Musa untuk berkata kepada bukit batu untuk mengeluarkan air. Batu karang melambangkan Tuhan Yesus, yang dikorbankan satu kali untuk menebus dosa manusia. Air melambangkan Roh Kudus yang diturunkan setelah Tuhan Yesus mati, bangkit dan terangkat ke sorga (1 Kor 10:1-4, Ibr 7:27).

Tuhan mengijinkan masalah yang sama terjadi berulang karena memiliki rencana yang baik untuk membentuk kita.

Dalam peristiwa yang kedua, Allah berkata bahwa Musa tidak percaya kepada Allah. Padahal dalam peristiwa pertama, Musa percaya kepada Allah dan mengalami mujizat. Pada peristiwa pertama, Musa menggunakan imannya. Namun dalam peristiwa kedua, Musa lebih menggunakan harapannya daripada imannya. Musa memilih untuk memukul bukit batu untuk mengeluarkan air seperti yang terjadi di peristiwa pertama, dari pada mentaati perintah Allah untuk hanya berkata kepada bukit batu itu.

Saat kita menghadapi masalah, ingatlah untuk selalu berkomunikasi dan mencari kehendak Allah. Jangan menggunakan pengertian sendiri. Jangan menganggap solusi akan sama untuk permasalahan yang sama.

Jangan menjauhkan diri dari pertemuan ibadah kita, agar kita semakin peka untuk mengetahui kehendak Allah.

Amin, Tuhan Yesus memberkati.