Tanggal : 1 September 2019
Pembicara : Bpk. Gembala
Ayat Pokok : Kel 17:5-6, Bil 20:7-11
(Kel 17:5-6, Bil 20:7-11) Kedua peristiwa dalam ayat ini merupakan peristiwa yang berbeda. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menyediakan air untuk orang Israel, namun prosesnya berbeda. Janganlah kita hanya mementingkan hasil, tetapi mengabaikan prosesnya.
Firman Tuhan kepada Musa pada kedua peristiwa tersebut mirip tapi berbeda. Di Keluaran 17, Allah memerintahkan Musa untuk memukul bukit batu. Namun di Bilangan 20, Allah memerintahkan Musa untuk berkata kepada bukit batu itu. Pada peristiwa kedua, Musa tidak taat dan alih-alih berkata, ia memukul bukit batu itu.
Yang membuat bukit batu itu mengeluarkan air ialah firman Allah. Karena itu walaupun Musa melanggar, bukit batu itu tetap mengeluarkan air. Firman Allah tidak mungkin gagal (Roma 9:6a)
(Yoh 16:12-15) Firman Allah dapat bekerja bila diurapi oleh Roh Kudus. Firman yang adalah logos, akan dihidupkan oleh Roh Kudus menjadi Rhema (Mat 8:8).
(Yes 55:10-11) Firman Tuhan tidak akan kembali sebelum melaksanakan perintah Tuhan. Firman bekerja bersama dengan Roh Kudus. Roh Kudus tidak akan menghasilkan sesuatu bila tidak ada Firman.
Kita sebagai orang yang menerima firman Allah juga harus bertindak. Seperti peristiwa janda di Sarfat, ia harus bertindak melakukan firman Allah yang disampaikan melalui Elia, lalu kemudian janda dan anak-anaknya dipelihara Allah selama 3½ tahun (1 Raj 17:14-16). Hal ini juga melambangkan pemeliharaan Allah di akhir zaman saat masa 3½ tahun antikris
(Bil 20:12) Musa menerima hukuman karena melanggar perintah Allah. Walaupun hasilnya sama yaitu bukit batu mengeluarkan air, namun prosesnya tidak sesuai dengan perintah Allah. Musa membayar mahal pelanggarannya dengan tidak diijinkan masuk tanah perjanjian.
(Kel 3:1-8) Janji Tuhan kepada bangsa Israel ialah negeri yang sejahtera, penuh dengan susu dan madu. (Bil 13:23-33) Para pengintai yang diutus Musa melihat, memetik dan menikmati hasil dari negeri yang berkelimpahan susu dan madu tersebut. Mereka membawa anggur yang berkelimpahan sehingga harus dipikul oleh dua orang. Namun sebagian besar dari mereka tidak masuk ke tanah perjanjian. Mereka hanya melihat kondisi sekarang, tetapi tidak melihat dua langkah di depan.
Musa melanggar perintah Allah karena saat itu ia hanya mementingkan kondisi saat itu, yaitu memerlukan air. Namun Musa tidak melihat dua langkah ke depan, yaitu janji Allah atas negeri yang melimpah susu dan madunya. Generasi pertama bangsa Israel yang keluar dari Masir mati di padang gurun. Generasi kedua yang di bawah pimpinan Yosua masuk ke tanah perjanjian.
Janganlah kita mengabaikan proses dan melanggar firman Allah. Walaupun kini terlihat hanya sedikit berbeda, marilah kita tetap setia melakukan perintah Allah.
Amin, Tuhan Yesus memberkati.