Ringkasan Khotbah Ibadah Online
Tanggal : 14 Maret 2021
Pembicara : Pdt. Bondan Abraham
Tema : Apa yang menjadi Kemegahan Kita
Ayat Pokok : 1 Sam 17:37
Link : https://youtu.be/uQ19S9h9jMc

Dewasa ini, dunia sudah di dominasi oleh Media Sosial. Orang-orang berlomba untuk memamerkan kemegahan mereka.

Kemegahan berasal dari kata Megah, yang berarti tampak mengagumkan, karena besarnya, indahnya, gagah, kuat, mulia, masyur dsb. Megah juga berarti bangga. Kemegahan adalah hal atau keadaan  megah. Bisa dikatakan bahwa kemegahan adalah hal yang melekat pada seseorang yang tampak mengagumkan / membanggakan. Dalam alkitab, banyak contoh dari kemegahan.

(Kej 17:1-5) Abram dan Sarai yang belum mempunyai anak, mencari solusi sendiri dengan memberikan Hagar kepada Abram. Setelah kemudian Hagar mengandung, ia menjadi bangga dan memandang rendah Sarai. Kemegahan Hagar adalah kehamilannya. Hal ini kurang lebih sama seperti dewasa ini, ketika banyak orang yang bermegah dan membanggakan keluarganya di media sosial.

(1 Sam 17:1-10) Goliat bangga atas sosoknya yang tinggi besar dan perlengkapan perang mutakhir yang dikenakannya. Ia ditakuti karena penampilannya. Dewasa ini, ada orang-orang yang bermegah karena penampilannya. Ada juga orang-orang yang membanggakan jabatannya. Seperti Goliat yang membanggakan dirinya sebagai orang Filistin.

(Lukas 18:9-14) Yesus memberikan perumpamaan tentang orang Farisi yang menganggap dirinya benar dibanding orang lain, dan memandang rendah pemungut cukai yang berdoa bersama-sama dengan dia. Kemegahannya adalah kesalehan, karena melihat orang lain memiliki kadar kesalehan dibawah dirinya. Yesus berkata bahwa pemungut cukai lah yang dibenarkan Allah. Ia dibenarkan Allah karena dengan tulus mencari pengampunan dari Allah. Sementara orang Farisi itu tidak dibenarkan karena meninggikan diri. Barangsiapa merendahkan diri, dia akan ditinggikan. Tetapi siapa yang meninggikan diri, dia akan direndahkan.

(1 Sam 17:37) Belajar dari Daud, bagaimana seharusnya kita bermegah. Ketika kita memegahkan sesuatu, janganlah bertujuan untuk meninggikan diri. Akuilah bahwa itu semua karena Allah. Kita bangga kepada Tuhan yang memberikan hal itu, lebih dari pada kebanggaan kita akan hasilnya saja. Jangan kita fokus kepada hasil, tapi fokuslah kepada Tuhan yang memberikannya.

Tuhan lah yang menjadi kemegahan kita. Dan jadikan hal itu menjadi dasar iman kita, bahwa Tuhan yang sama yang sudah memberkati kita, akan terus memelihara dan memberkati kita di kemudian hari.

Amin, Tuhan Yesus memberkati.