Ringkasan Khotbah Ibadah Raya
Tanggal : 21 November 2021
Pembicara : Pdt. Kornelius Abraham
Tema : Umat Pemenang
Ayat Pokok : Fil 2:1-11
Link : https://youtu.be/xxtHveoFvEE
(Fil 2:1-11) Yesus tidak menganggap kesetaraannya dengan Allah sebagai suatu hal yang harus dipertahankan. Yesus mengosongkan diriNya. Dalam ungkapan saat ini, Yesus telah selesai dengan diriNya.
Agar dapat mengosongkan diri dan selesai dengan diri sendiri, kita perlu melakukan pembenahan-pembenahan.
(Kej 6:8) Nuh berbeda dengan orang-orang sejamannya. Ia telah mengosongkan dirinya dari lingkungan dan kondisi orang-orang sekitarnya yang mengecewakan Tuhan. Nuh meninggalkan kedagingannya.
(Maz 1:1-3) Orang yang telah selesai dengan dirinya tidak menurut nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa dan tidak duduk dengan para pencemooh. Namun yang disukainya adalah Firman Tuhan dan Allah membuatnya berhasil.
(Lukas 19:1-10) Zakheus ingin mengosongkan dirinya dan belajar untuk selesai dengan dirinya, dan ia menerima keselamatan dan status sebagai anak Abraham.
Dalam Rom 10:9-13, ada dua kata keselamatan. Kata keselamatan yang pertama memiliki arti hidup yang kekal. Kata keselamatan yang kedua memiliki arti diselamatkan dari bahaya, dari kehancuran hidup / hati, dari ketakutan, dari kebinasaan. Inilah yang diterima oleh Zakheus yang mau belajar mengosongkan dirinya.
(Kej 12:1-3) Bukan hanya menerima keselamatan, Zakheus juga disebutkan Yesus sebagai anak Abraham. Setelah menerima status tersebut, Zakheus menerima kasih Tuhan. Sebagai anak Abraham, orang-orang yang memberkatinya akan diberkati, dan orang yang mengutuknya juga akan dikutuk. Dan oleh dia, semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
(Luk 7:1-6) Seorang perwira memiliki hamba yang sangat dikasihinya tengah sakit keras. Kata mengasihi dalam ayat-ayat ini menggunakan kata Agapao, yang berarti kasih / cinta yang tidak mementingkan diri sendiri, cinta tanpa syarat dan tidak memiliki batas. Perwira ini telah mengosongkan dirinya dari seorang yang hidup di istana.
Dikatakan oleh tua-tua bangsa Yahudi, perwira itu juga mengasihi bangsa kita. Kata ”kita” dalam ayat ini menggunakan kata Ego, yang berarti Aku sudah dan selalu ada (Immanuel). Perwira ini membangun rumah ibadah bangsa Israel. Dia selalu ada ketika bangsa Israel membutuhkannya. Ketika semuanya disampaikan kepada Yesus, Yesus tidak membantahnya.
Bila bukan karena hambanya sakit keras, perwira ini tidak akan datang kepada tua-tua Yahudi. Ia tidak mencari pujian atas apa yang telah dilakukannya.
(Kis 7:54-60) Saat Stefanus di aniaya, ia memberkati orang-orang yang menganiayanya. Ia mendapatkan keselamatan dan melihat Tuhan Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Stefanus mati tanpa dendam.
(1 Taw 4:9-10) Yabes dilahirkan ibunya dalam keadaan menderita dan sakit hati. Nama Yabes sendiri memiliki arti kesakitan / kesedihan. Yabes mengosongkan dirinya dan tidak mau terikat dengan arti namanya. Yabes menjadi umat pemenang karena berhasil mengosongkan dirinya dan melepaskan diri dari arti namanya. Dan Tuhan mengabulkan doanya.
(2 Kor 4:16-18) Kondisi jasmani manusia semakin merosot dari hari ke hari. Namun, apakah kita memperhatikan kondisi batiniah kita ? Orang tua kita mengalaminya. Anak-anaknya perlu menguatkan batiniah orang tua mereka. Tujuan utamanya adalah keselamatan orang tua kita.
Amin, Tuhan Yesus memberkati.