Ringkasan Khotbah Ibadah Raya
Tanggal : 26 Desember 2021
Pembicara : Pdt. Bondan Abraham
Tema : The Greatest Love
Ayat Pokok : Roma 5:1-8
Link : https://youtu.be/_O1ULxhlj7A
(Roma 5:1-8) Tema gereja kita tahun ini adalah Bermegah dalam Kasih karunia. Bermegah dalam Kasih Karunia diinisiasi oleh kasih Allah yang terbesar. Kita dibenarkan dalam iman. Dengan pembenaran ini, kita hidup dalam damai sejahtera. Namun di dalam kehidupan dengan damai sejahtera, kita juga tetap menjalani kesulitan-kesulitan dan kesengsaraan-kesengsaraan. Kesulitan dan kesengsaraan tersebut merupakan penyeimbang damai sejahtera yang kita terima dari Allah.
(Markus 2:1-12) Dalam peristiwa orang lumpuh yang disembuhkan Yesus, para ahli Taurat berpikir dalam hatinya, Yesus tengah menghujat Allah karena berkata Dosamu telah diampuni. Yesus dituduh dan difitnah saat melakukan perbuatan yang benar.
(Markus 11:1-11) Murid-murid Yesus diperintahkan Yesus untuk mengambil keledai dari pinggir jalan. Saat mereka melakukannya, orang-orang disekitarnya menegur dan bertanya mengapa mereka melakukan itu. Saat kita melakukan perintah Allah, terkadang kita akan mendapat tuduhan dan kesengsaraan.
Saat kita bermegah dalam kasih karunia, kita harus siap untuk juga menerima kesengsaraan. Kesengsaraan adalah penyeimbang damai sejahtera dan kasih karunia yang kita terima dari Allah.
(Matius 8:28-34) Saat Yesus membebaskan dua orang yang dirasuk setan di daerah Gadara, Yesus memerintahkan setan-setan yang merasuki orang itu untuk beralih kepada babi-babi. Setelah melakukan itu, para penjaga babi dan penduduk kota itu mengusir Yesus. Dalam pelayananNya, Yesus mengalami kesengsaraan saat melakukan hal-hal yang benar.
Kita menerima kasih karunia secara cuma-cuma dari Tuhan. Namun kitapun harus sadar bahwa di sisi lain dari kasih karunia, ada kesengsaraan sebagai penyeimbang. Allah adalah Allah yang sempurna. Ia menciptakan kesengsaraan untuk melengkapi manusia
(Markus 10:45) Tuhan datang untuk melayani kita. Ia datang membawa misi, untuk melayani manusia dan menebus dosa manusia. Dan untuk itu Ia siap mengalami kesengsaraan. Apabila kesengsaraan itu tidak diberikan kepada kita, kita tidak akan mengerti dan merasakah bagaimana kesengsaraan yang harus dialami Yesus.
Marilah kita menutup tahun ini dengan kesadaran dan menghargai kesengsaraan yang dialami Yesus. Dan apabila kita juga harus mengalaminya, kita harus siap dan bermegah dalam kesengsaraan kita, karena kesengsaraan membawa kita kepada ketekunan dan tahan uji.
Amin, Tuhan Yesus memberkati.