Ringkasan Khotbah Ibadah Raya
Tanggal : 30 Januari 2022
Pembicara : Pdt. Bondan Abraham
Tema : Sindrom Fatamorgana
Ayat Pokok : Amsal 14:12
Link : https://youtu.be/Tw8d2CQwN34
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Sindrom diartikan sebagai tanda-tanda yang muncul bersama-sama untuk menandakan ke-tidak normalan tertentu. Sedangkan Fatamorgana adalah silusi optik yang biasanya terjadi di daerah luas / lapang sehingga sesuatu yang sebenarnya tidak ada, terlihat seolah-olah ada. Sehingga, Sindrom Fatamorgana adalah tanda-tanda yang menandai ketidaknormalan sehingga hal-hal yang sebenarnya tidak ada, menjadi kelihatan ada
(Amsal 14:12) Di dalam kekristenan, sindrom fatamorgana adalah cara iblis menipu manusia, yang membuat jalan yang ditempuh manusia seolah-olah lurus padahal ternyata menuju maut. Cara ini dipakai iblis sejak manusia di ciptakan ketika menjerumuskan Hawa ke dalam dosa.
(Kel 16:1-3) Ketika bangsa Israel berjalan di padang gurun, mereka bersungut-sungut dan menganggap bila mereka mati di padang gurun, itu adalah karena tangan Tuhan. Padahal sebenarnya mereka dilepaskan Allah dari perbudakan di Mesir.
(Yosua 24:15) Saat Yosua memimpin bangsa Israel, ia menantang bangsa Israel untuk memilih kepada siapa mereka akan beribadah. Apakah mereka akan beribadah kepada Allah yang benar, atau kepada allah lain yang kelihatannya benar.
(Ulangan 17:14-20) Tuhan mengetahui cara kerja iblis dari masa ke masa yang menipu manusia seolah-olah sebagai malaikat terang. Termasuk saat bangsa Israel yang menuntut untuk memiliki raja, seperti kondisi bangsa-bangsa di sekeliling mereka yang memiliki raja. Mereka menganggap trend yang sedang terjadi di sekeliling mereka adalah suatu kebenaran.
Ketika ada sindrom fatamorgana yang terjadi di sekeliling kita, kita perlu dasar dan strategi yang kuat agar dasar-dasar kita tidak hancur.
(Yak 1:22-24) Strategi yang pertama adalah identitas. Saat kita membaca Firman Tuhan, kita mengetahui identitas kita sebagai anak Tuhan. Namun saat di luar lingkungan firman Tuhan, kita akan diterpa oleh berbagai fatamorgana. Karena itu saat kita menerima firman Tuhan, kita juga perlu melakukannya, sehingga firman yang kita terima tidak berlalu begitu saja. Hal ini akan menjadi cermin yang benar dan merefleksikan identitas kita sebagai anak Allah.
(Luk 4:1-13) Saat Yesus dicobai di padang gurun, iblis juga menggunakan sindrom fatamorgana. Untuk pencobaan pertama, iblis menggunakan kebutuhan dasar manusia. Dalam pencobaan kedua, iblis menggunakan keserakahan bagi manusia yang kebutuhan dasarnya telah tercukupi. Dan dalam pencobaan ketiga, iblis menggunakan harga diri manusia.
(Lukas 10:3) Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan mengetahui bahwa akan ada dua kelompok manusia yaitu kelompok yang akan mengikuti iblis seperti serigala dan kelompok seperti domba yang akan dikelilingi oleh serigala.
Tuhan telah menyediakan Penolong, yaitu Roh Kudus yang akan menuntun kita ke jalan yang benar. Tambahlah waktu persekutuan pribadi kita dengan Tuhan, sehingga Roh Kudus akan memenuhi kita untuk membantu kita untuk bertahan tetap sebagai domba dan tidak terjebak menjadi serigala.
Amin, Tuhan Yesus memberkati.