Ringkasan Khotbah Ibadah Raya
Tanggal : 6 Maret 2022
Pembicara : Pdt. Kornelius Abraham
Tema : Padang Gurun bag.4
Ayat Pokok : Kel 3:16-18
Link : https://youtu.be/hVZkIXhcftI
(Kel 3:16-18) Perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir dimulai sejak Musa mendapat perintah dari Allah untuk menghadap tua-tua Israel dan raja Mesir, dan meminta ijin bagi bangsa Israel untuk mempersembahkan korban kepada Allah di padang gurun, tiga hari perjalanan jauhnya.
(Kel 8:25-28) Musa berkata kepada Firaun bahwa mereka tidak dapat mempersembahkan korban di negeri Mesir, karena korban yang akan dipersembahkan merupakan kekejian bagi orang Mesir. Kehidupan orang-orang percaya saat ini bagaikan orang-orang Israel yang hidup di Mesir. Dalam pelajaran tabernakel, mereka bagaikan orang-orang yang tinggal di pelataran tabernakel
(Ibr 5:11-14). Tanpa pertumbuhan, mereka tidak dapat masuk ke ruang kudus dan ruang maha kudus.
(Kel 8:28) Firaun mengijinkan bangsa Israel untuk pergi, tapi tidak terlalu jauh. Dalam pelajaran tabernakel, mereka hanya diijinkan untuk sampai pelataran saja. Tinggal di pelataran memang lebih mudah bagi daging. Namun tanpa beranjak menjadi orang-orang yang dewasa rohani, kita tidak akan menerima berkat yang disediakan bagi kita.
Setelah Yesus mati, Petrus kecewa karena semua cita-citanya tidak terwujud. Dalam pelajaran tabernakel, Petrus bagaikan telah masuk ke ruang kudus dan menerima firman namun belum menerima Roh Kudus. Dalam kondisi tersebut, Petrus labil dan kembali ke pelataran. Ia kembali menjadi penjala ikan dan mengalami kegagalan, tidak memperoleh ikan setelah menjala semalaman.
(Kel 10:7-11) Firaun mengijinkan hanya laki-laki yang pergi untuk mempersembahkan korban di padang gurun. Namun Musa berkata bahwa mereka harus beribadah dan mempersembahkan korban dengan seluruh anggota keluarga yang ada. Namun Firaun menganggap permintaan itu jahat.
Dalam masa kini, banyak anak-anak Tuhan yang hanya membawa dirinya kepada Tuhan, sementara istri / anak-anaknya tinggal di rumah.(Kis 16:32-34) Ada yang beranggapan kalau satu anggota keluarga percaya, maka seisi rumahnya akan diselamatkan. Namun pada kenyataannya tidak semudah itu. Seisi keluarga kita diselamatkan setelah seluruh anggota keluarga kita ikut percaya, dan sama-sama bertumbuh, sama-sama beribadah dan menikmati hadirat Tuhan.
(Kel 10:21-25) Setelah menerima tulah yang pertama, Firaun mengijinkan bangsa Israel untuk pergi beribadah membawa anggota keluarga, namun tidak boleh membawa kambing domba dan ternak mereka untuk mempersembahkan korban. Persembahan korban bakaran bangsa Israel yang diberikan kepada Allah merupakan kekejian bagi bangsa Mesir. Dalam masa kini, orang dunia banyak yang mempertanyakan persembahan-persembahan yang diberikan oleh anak-anak Tuhan dan menganggap hal itu merupakan suatu kerugian.
(Ibr 6:1-3) Marilah kita beranjak dari pelataran ke ruang kudus dengan bertumbuh, mendengarkan dan melakukan Firman Tuhan dan hidup dalam pimpinan Roh Kudus.
Amin, Tuhan Yesus memberkati.