Ringkasan Khotbah Ibadah Raya
Tanggal : 26 Juni 2022
Pembicara : Bpk. Kuntjoro Kusuma
Tema : Iman
Ayat Pokok : Ibr 11:1
Link : https://youtu.be/gH_MVLX1uZc

(Ibr 11:1) Dalam kamus besar bahasa Indonesia, iman adalah kepercayaan yang berkenaan dengan agama, atau keyakinan kepada Allah, suatu ketetapan hati atau keteguhan batin. Setiap orang memiliki harapan. Ketika harapan itu belum kita terima namun seolah-olah kita sudah menerimanya, itulah iman.

(Rom 4:18-20) Abraham mendapat panggilan Tuhan saat berumur 75 tahun, saat ia diperintahkan Allah untuk keluar dari Urkasdim. Ketika mendekati umur 100 tahun, ia menerima janji Allah untuk menjadi Bapa segala bangsa dengan keturunan yang banyak, padahal saat itu ia belum memiliki anak. Saat mendengar firman Tuhan, Abraham tertawa di dalam hatinya (Kej 17:17-18).

Di dalam kehidupan kita, seringkali kita juga meragukan janji Allah karena kita melihat begitu jauh dari kenyataan yang kita alami. Saat kita menghadapi masalah yang berat dan tidak mampu kita tangani sendiri, kita berusaha “mengatur” Tuhan untuk memecahkan masalah kita.

(Kej 18:8-15) Sama seperti Abraham, Sara pun tertawa dalam hatinya ketika mendengar janji Allah. Tidak ada yang mustahil bagi Allah, namun apakah kita percaya kepada janji Allah.

(Kej 22:2-3) Setelah Abraham dan Sara memiliki Ishak, Abraham dipeintahkan Allah untuk mempersembahkan anaknya yang tunggal dan Abraham taat tanpa ragu. Iman Abraham bertumbuh dari sebelumnya meragukan janji Allah, menjadi percaya sepenuhnya akan janji Allah.

Saat ini, mungkin ada diantara kita yang masih bergumul akan permasalahan hidup. Kita harus mengikuti contoh dari Abraham, yang kadar imannya bertumbuh hingga menjadi percaya sepenuhnya akan janji Allah.

(Daniel 3:16-19) Sadrakh, Mesakh dan Abednego adalah tiga pemuda dari Yehuda yang dibawa ke pembuangan di istana Babel. Mereka dihadapkan pada masalah hidup dan mati. Namun mereka berketetapan dengan iman mereka dan berani menyatakan iman mereka dengan tegas dihadapan raja Babel. Mereka percaya kepada janji Allah dan tetap mempertahankan iman mereka walaupun jika Allah tidak menyelematkan mereka.

(Mat 15:22-28) Seorang perempuan Kanaan datang kepada Yesus karena anaknya sakit. Ia tahu siapa Yesus dan datang kepadanya. Namun Yesus tidak menjawabnya, dan murid-murid Yesus mengusir perempuan itu. Namun ia tidak menyerah dan tetap memanggil Yesus dengan suara yang lebih keras. Bahkan ketika Yesus menjawabnya dengan kata-kata yang sangat menyakitkan, perempuan itu tetap bertahan dengan imannya.

(Rom 10:17) Iman timbul dari pendengaran akan firman Kristus. Berhati-hatilah jangan disesatkan oleh firman yang bukan dari Kristus. (2 Tim 4:7-8) Peliharalah iman kita hingga kita menerima mahkota kebenaran yang disediakan Tuhan. Marilah kita memelihara iman kita, bertumbuh dan berprogress hingga kita mencapai level iman seperti Abrahan, Sadrakh/Mesakh/Abednego dan perempuan Kanaan

Amin, Tuhan Yesus memberkati.