Ringkasan Khotbah Ibadah Raya
Tanggal : 18 Juni 2023
Pembicara : Bpk. Alfa Wijaya
Tema : Urip Iku Urup
Ayat Pokok : Roma 12:11
Link : https://www.youtube.com/watch?v=bsJa9QOt0LY

Urip Iku Urup adalah falsafah dalam bahasa Jawa Tengah, yang kurang lebih berarti Hidup itu Menyala.

Benda yang menyala, mengeluarkan cahaya yang menerangi sekitarnya. Manfaat dari benda itu didapatkan dari cahaya yang dipancarkannya. Saat benda itu tidak bercahaya, ia tidak lagi berguna (Roma 12:11)

Nyala api membutuhkan media. Mulai dari media yang kecil, sampai media yang sangat besar. Salah satu media yang cukup besar adalah kaldron yang dinyalakan saat event olah raga besar seperti olimpiade. Nyala api nya menjadi lambang semangat yang menyala-nyala saat event berlangsung.

(Kis 2:3-4) Ketika murid-murid menunggu kepenuhan Roh Kudus, terlihat lidah-lidah api yang menyala-nyala (Mat 3:11) Nyala api itu adalah Roh Kudus. Ketika kita penuh oleh Roh Kudus, semangat kita akan menyala-nyala untuk melayani Tuhan.

Agar api semangat kita selalu menyala-nyala, kita harus bersedia diproses dan dibersihkan oleh Tuhan. Bila kita melihat sebuah lampu minyak, apinya akan menyala sempurna apabila bersumber dari minyak yang bersih dan murni. Agar nyala api kita konstan, kita harus memiliki sumber pengajaran yang benar (Ibr 12:14-15). Selain memiliki minyak yang murni, sumbu yang bersih juga diperlukan agar nyala api tetap konstan. Kita bukan hanya harus hidup dengan bersih, namun kita harus melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi (1 Tes 4:1-4). Tidak ada kata titik / berhenti dalam melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh

Nyala obor akan sempurna bila ditempatkan di tempat yang tepat. (1 Kor 15:33) Lingkungan di mana kita bertumbuh akan mempengaruhi apakah Roh kita akan terus menyala atau padam. Pergaulan yang buruk akan menusak kebiasaan yang baik.

(Mat 25:1) Penting pula menjaga ketersediaan minyak selalu ada. Kita harus memegang iman, kesetiaan, dan tidak menganggap sepele keselamatan yang kita miliki.

Melayani tidak mencari pujian atau keuntungan pribadi (Mat 5;16). Terang kita bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatan kita, bukan kata-kata. Dan segala pujian untuk Tuhan. Pelayanan yang kita lakukan adalah pelayanan yang nyata berupa perbuatan, dengan kasih.

Prioritas utama dalam pelayanan adalah melayani keluarga kita (Yos 24:14-15). Satu keluarga harus memiliki satu pengajaran. Tugas orang tua adalah memastikan anak-anak bertumbuh dalam satu pengajaran yang benar.

Prioritas kedua, kita harus melayani di gereja lokal (Mas 92:14-16). Kita harus melayani dan tertanam di gereja lokal. Kita bertumbuh bersama dalam satu pengajaran yang benar. Domba mengenal suara gembalanya.

Perioritas ketiga, kita melayani di lingkungan sekitar kita dengan perbuatan dan dengan kasih (2 Kor 3:1-3). Kita memiliki tanggung jawab sosial. Dengan perbuatan kita, kita harus merepresentasikan identitas Krisus, karena kita adalah surat yang terbuka.

Amin, Tuhan Yesus memberkati.