Ringkasan Khotbah Ibadah Raya
Tanggal : 16 Februari 2025
Pembicara : Bpk. Hardi Wong
Tema : Bertekunlah
Ayat Pokok : Kol 1:21-23
Link : https://www.youtube.com/watch?v=OHijS-xzalQ

(Kol 1:21-23) Jemaat di Kolose diguncang oleh angin pengajaran yang palsu. Ada usaha untuk mengganti kekristenan dengan pengajaran lain. Paulus dalam suratnya bertujuan untuk mendamaikan kembali mereka dengan Allah. Ia mengingatkan bahwa sebelum mengenal Yesus, kita memiliki pikiran yang jahat, terlihat dari perbuatan yang jahat. Saat kita hidup jauh dari Allah, kita menjadi seteru Allah.

Pikiran jahat adalah pola pikir yang tidak sehat dan negatif yang pada akhirnya akan mengganggu kesejahteraan mental dan emosional. Pikiran jahat kepada Allah berupa anggapan atau asumsi yang tidak benar tentang Allah, misalnya pikiran Tuhan tidak menolong saya, Tuhan tidak adil, Tuhan tidak membela kita, Allah tidak peduli dengan keadaan saat ini.

Pikiran jahat yang sudah meresap ke dalam hati, akan segera dilakukan dalam tindakan nyata. Ciri-ciri hati yang jahat dalam korelasinya dengan Allah: Allah tidak berkuasa, menyalahkan Tuhan atas kegagalan kita, meragukan keberadaan Tuhan.

(Mar 7:21-23) Kita harus menjaga diri kita dari segala pikiran dan hati yang jahat, salah satunya dari Kebebalan. Ciri-ciri orang bebal: sulit di nasehati, sering mengingkari kebenaran, tidak mengimani keberadaan Tuhan (Maz 14:1-3). Allah membuat bangsa Israel berputar-putar selama 40 tahun di padang gurun karena kebebalan mereka. Orang sulit dinasehati karena merasa dirinya benar, sehingga tidak merasa perlu diperbaiki. Hati-hatilah terhadap kebebalan karena akan membuat kita berputar-putar dan tidak bisa maju.

(Kol 1:22) Pikiran dan hati yang jahat adalah sifat turunan yang selalu akan ada hingga kedatangan Yesus yang kedua kali. Melalui kematian Yesus di kayu salib, kita diperdamaikan dengan Allah.

Keselamatan jiwa berharga sangat mahal hari-hari ini. Banyak orang mencarinya dengan susah payah. Namun saat kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat, kita menerima anugerah keselamatan dengan cuma-cuma. Namun kita tidak boleh meremehkan keselamatan kita.

Setelah menerima anugerah keselamatan, kita harus bertekun dalam iman. (Rom 10:17) Iman kita tumbuh dari pendengaran kita akan Firman Tuhan. Kuasa Firman menjadi kekuatan bagi kita untuk menjaga keselamatan dari Allah. Butuh ketekunan untuk terus mendengar Firman.

Bertekun dalam iman juga melalui ibadah. (1 Tim 4-8) Hormati ibadah dan jalani dengan sungguh. Jadikan ibadah tidak hanya rutinitas, tapi menjadi kebutuhan kita. Tekunlah beribadah.

(Yak 2:17) Iman tanpa perbuatan adalah mati. (Yak 2:26) Perbuatan iman harus terus dilakukan berulang-ulang, dimanapun dan dalam kondisi apapun. Perbuatan yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan / habit, dan kebiasaan akan menjadi karakter.

Dewasa ini, generasi Z banyak mendapat stigma negatif karena perbedaan perilaku mereka dibandingkan generasi lainnya. Setiap generasi di dalam Tuhan pasti baik. Namun stigma dari dunia yang membuatnya tidak baik-baik saja. Jangan takut bagi para generasi Z, dunia tidak memberikan hal yang absolut. Ambillah langkah iman dan hiduplah seturut Firman Allah.

(Kol 1:20-23) Injil mengubah manusia dengan pikiran dan hati yang jahat menjadi manusia baru. Lakukan perbuatan iman dengan berulang-ulang, nikmati prosesnya dan jalani pertumbuhannya. Jangan mau digeser oleh iming-iming dunia. Tidak ada yang lebih indah dari keselamatan yang dianugerahkan Tuhan bagi kita.

Amin, Tuhan Yesus memberkati.