Ringkasan Khotbah Ibadah Raya
Tanggal : 13 April 2025
Pembicara : Bpk. Alfa Wijaya
Tema : Upper Room (Kamar Atas)
Link : https://www.youtube.com/watch?v=fG-BVTB1enM
Sebagai seorang yang dididik dalam kultur Yahudi, Yesus juga memperingati Paskah sebagai acara keagamaan Yahudi, namun juga sebagai tanda waktu-Nya sudah dekat sebagai korban penebus dosa umat manusia. (Luk 22:8-13) Yesus mengutus Petrus dan Yohanes mendahuluiNya untuk mempersiapkan Paskah. Yesus dan para murid berkumpul untuk persiapan paskah di RUANG ATAS sebuah rumah, yang disinyalir milik orang tua dari Markus (Kis 12:12).
(Luk 22:14-15) Peristiwa ini kita kenal sebagai last supper atau perjamuan terakhir, di mana Yesus mengadakan penetapan perjamuan dan melayani dengan membasuh kaki para murid dan memberi pesan akan penderitaan-Nya. Dalam perjamuan itu pula, Yesus memberi pesan yang menyakitkan, bahwa di antara mereka ada pengkhianat yang akan menyerahkan Dia (Luk 22:21-22).
(Kis 9:36-39) Di zaman gereja mula-mula, Tabita adalah seorang kristen yang banyak berbuat baik dan memberi sedekah. Ia jatuh sakit, kemudian mati dan mayatnya di baringkan di ruang atas.
Ruang Atas dalam tradisi Yahudi saat itu, merupakan tempat berdoa dan memohon pertolongan. Hal ini menyatakan ketidakmampuan, berserah, minta kekuatan dari Tuhan. Ruang atas dalam hidup kita adalahhati yang terdalam.
Apakah saat ini kita seperti di kamar atas? Merasa tak berdaya, dikhianati, ketakutan yg sangat, putus asa, rasa mau mati, atau bahkan sudah merasa Mati? Kita semua, mungkin pernah berada di level ini. Hati dan perasaan kita terasa berada pada tempat dan kondisi yang tidak nyaman, tersiksa, tersakiti, terkhianati, ketakutan, putus asa, atau tidak memiliki semangat hidup lagi. Saya sudah setia mengiring Tuhan, saya aktif membantu pekerjaan Tuhan, saya melayani para Hamba Tuhan, saya menolong sesama anak Tuhan. Mengapa?
(2 Raj 4:8) Di zaman nabi Elisa, ada seorang wanita kaya dan terpandang di Sunem. Ia menyediakan ruang atas rumahnya menjadi tempat singgah bagi nabi Elisa dalan pelayanannya. Ia belum memiliki anak, namun setelah Elisa berdoa, ia mengandung dan melahirkan anak. Setelah besar, anak itu mengalami kecelakaan di ladang dan mati (2 Raj 4:18). Jenazah anak itu kemudian ditempatkan di ruang atas, tempat biasa nabi Elisa menginap. Dia tidak kuatir (2 Raja-Raja 4:23), dan tidak panik, tidak mudah putus asa (ayat 26), tidak berpaling mencari pertolongan lain kecuali hanya kepada Tuhan, dan memiliki iman yang teguh bahwa Tuhan sanggup memulihkan (ayat 30).
(Luk 24:13 & 18) Kleopas menyikapi kabar tentang menghilangnya mayat Yesus sebagai suatu hilangnya harapan, sehingga ia pergi meninggalkan Yerusalem
(Roma 8:35-37, 2 Tes 3:3-5) Kristus menjadi role model saat ia menghadapi penderitaan. Ia tetap tabah dan setia mengikuti kehendak Allah.
(Kis 9:40-41) Tabita yang telah mati dan ditempatkan di ruang atas dibangkitkan. Kedukaan di ruang atas berubah menjadi kesukaan. Ada pemulihan bagi orang percaya, jangan lari ke tempat lain, bawa masalahmu hanya kepada Tuhan
(Kis 1:12-14) Kleopas yang sebelumnya melarikan diri, kemudian kembali ke Yerusalem. Ruang atas yang semula menjadi tempat putus asa, penderitaan, hilang harapan, bahkan serasa sudah mati, dapat Tuhan pulihkan menjadi tempat sukacita, kebangkitan dari keterpurukan dan lebih dari pemenang. Ruang atas di Yerusalem merupakan tempat di mana Yesus memberitakan kematian-Nya, juga menjadi tempat 120 murid menerima kuasa Roh Kudus, yang memampukan mereka menjadi hamba-hamba yang dipercaya. Demikian juga hidup kita, hati-hati yang hancur merana, dengan Roh Kudus yang sama, akan mampu dipulihkan
(Luk 24:32-33) Ruang atas dalam hidup kita adalah hati terdalam kita. Biarkan dia terus berkobar-kobar karena Firman Allah yang Hidup, yang memberi kemenangan. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23)
Amin, Tuhan Yesus memberkati.